
Tradisi
kebiri "kasi kemaluan" ini disebut juga Eunuchs atau disebut juga
kasim,seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya kerana kemaluannya
telah dibuang dengan sengaja atau kerana sebab-sebab
lain.Catatan-catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja
untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada
abad ke-21 SM.
Sejak itu,
selama beribu-ribu tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan
seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga, penyanyi laki-laki
dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat
pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun
pelayan
Orang
kasim pertama disebutkan di empayar Asyur (l.k. 850 hingga 622 SM).
Mereka biasa tampil di istana maharaja-maharaja Akhemenid dari Persia
atau firaun dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai
Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).Di Tiongkok kuno, pengebirian
adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan
sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana maharaja. Pada
akhir Dinasti Ming ada 70.000 orang kasim di Istana maharaja. Jabatan
seperti itu demikian berharga orang-orang kasim tertentu berhasil
mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan
perdana menteri sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang.
Jumlah
orang kasim yang menjadi pegawai Istana maharaja akhirnya menurun
hingga 470 orang pada 1912, ketika mereka tidak lagi digajikan.
Orang-orang kasim diberikan jabatan-jabatan pegawai negeri yang demikian
tinggi dengan alasan bahwa mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka
tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan mulai sebuah dinasti.
Pada saat yang sama, sebuah sistem serupa juga ada di Vietnam.

0 comments:
Post a Comment